Berita

CCEP Indonesia Tekankan Pentingnya Kolaborasi Multipihak pada ASEAN Conference on Combatting Plastic Pollution 2023

827051af 2af2 4380 a0a3 d4e90e08689d

18/10/2023

Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam mendorong ekonomi sirkular yang inklusif dengan bermitra dalam Konferensi ASEAN mengenai Pemberantasan Polusi Plastik. Konferensi yang berlangsung pada tanggal 17 Oktober 2023 di Jakarta ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama, khususnya Negara-negara Anggota ASEAN (AMS), untuk menciptakan dan menerapkan mekanisme regional yang efektif dan selaras dengan perjanjian. Mekanisme ini bertujuan untuk mendorong praktik berkelanjutan, meningkatkan sistem pengelolaan limbah, dan memitigasi dampak buruk polusi plastik terhadap lingkungan laut, terutama untuk mengantisipasi negosiasi instrumen pengikatan hukum internasional (ILBI) mendatang yang akan berakhir pada tahun 2024.

Pada segmen awal konferensi, Lucia Karina, VP Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP untuk Indonesia dan PNG, berbagi wawasannya mengenai rancangan ILBI. Ia menekankan pentingnya fleksibilitas dalam mengadaptasi solusi agar sesuai dengan konteks sosio-ekonomi, budaya lokal, dan legislatif di setiap pasar. Di negara-negara seperti Indonesia, dimana kesadaran masyarakat dan infrastruktur persampahan masih kurang, penerapan ekonomi sirkular memerlukan partisipasi berbagai pemangku kepentingan dengan peran dan tanggung jawab yang jelas. Pendekatan Nona-Helix, yang mendorong kolaborasi dan pendekatan holistik terhadap polusi plastik, disorot sebagai strategi utama untuk mendorong perubahan sistemik.

Mendalami topik daur ulang, Head of Public Affairs, Dhedy Adi Nugroho, fokus pada pencapaian nilai tertinggi melalui model close loop. Ia menekankan pentingnya pengumpulan sampah yang bertanggung jawab, yang menggarisbawahi penerapan hak asasi manusia di seluruh rantai nilai sampah. Mengingat tingginya ketergantungan pada sektor informal dalam pengelolaan sampah, ia menekankan pentingnya keterlibatan mereka dalam narasi. AMS dapat berkontribusi dengan berbagi praktik terbaik yang bisa diterapkan, mengakui standar satu sama lain, meningkatkan penelitian, penerapan teknologi, dan masih banyak lagi.

Konferensi ASEAN bertujuan untuk menciptakan ekosistem sirkularitas plastik di kawasan, mempersiapkan masyarakat untuk menerapkan perjanjian tersebut setelah diadopsi. Acara ini menampilkan dua acara bincang-bincang pleno utama mengenai ILBI dan implikasinya, serta peluang bagi ASEAN dalam memerangi polusi plastik. Konferensi ini juga berfokus untuk memungkinkan ekosistem ASEAN memajukan sirkularitas plastik, dengan lima sesi diskusi yang mencakup topik-topik seperti daur ulang, penggunaan kembali/pengisian ulang, ILBI tentang Polusi Plastik, kebijakan plastik bernilai rendah, dan pembiayaan.

Konferensi tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, dan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk:
1. Mendukung Kerjasama ASEAN mengenai Kota-kota Berkelanjutan Lingkungan (AWGESC) dalam memasukkan tingkat daur ulang sebagai kriteria untuk Penghargaan Kota Berkelanjutan Lingkungan ASEAN.
2. Mengembangkan standar nasional dan regional untuk meningkatkan model bisnis penggunaan kembali/isi ulang guna mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.
3. Memainkan peran penting dalam proses negosiasi instrumen internasional yang mengikat secara hukum mengenai polusi plastik, mengingat adanya kesamaan di wilayah tersebut.
4. Menetapkan standar kemasan plastik yang dapat didaur ulang untuk mengatasi permasalahan sampah bernilai rendah.
5. Mengintegrasikan ekonomi sirkular ke dalam sistem keuangan dan investasi, termasuk pembentukan insentif ramah lingkungan bagi sektor swasta.

Rekomendasi utama ini telah dipercayakan kepada Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) untuk dijabarkan lebih lanjut menjadi dokumen yang informatif. Dokumen-dokumen ini akan selaras dengan kemajuan dan tantangan global dan ASEAN dalam memerangi polusi plastik dan menjadi landasan kerja sama ASEAN dalam komunitas sosial dan komunitas ekonomi. Mereka juga akan mendorong mitra-mitra ASEAN untuk meningkatkan dukungan strategis mereka bagi negara-negara anggota ASEAN dalam mengatasi polusi plastik.